Jayapura, Jelajahpapua.com – Pemuda Batak Bersatu (PBB) Papua melalukan kunjungan kepada masyarakat pengungsi dari Oksibil, Pengunungan Bintang untuk memberi dukungan dan penguatan bagi mereka.
Sebanyak 20 KK pengungsi yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak di tampung di Rumah bapak Sitorus di Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura sejak, Senin (16/1/2023) lalu.
” Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun pengharapan itu pasti ada,” ujar Sekretaris DPD PBB Papua, Naek Sahala Mangaraja, SE, MM.
Untuk kata dia kita berharap dan berdoa agar situasi yang kurang kondusif di Pengunungan Bintang segera sehingga warga bisa segera kembali ke Oksibiil untuk bekerja.
” Semoga cepat kondusif sehingga bisa kembali ke Oksibil melakukan aktifitas,” ujarnya saat pertemuan dengan masyarakat pengungsi.
Dia berharap agar masyarakat harus memiliki ketenangan dalam menghadapi situasi yang terjadi di Oksibil saat ini.
Sementara itu Ketua DPD PBB Papua, Ir. Tulus Sianipar menyatakan sebagai organisasi masyarakat, PBB sangat prihatin terhadap kondisi situasi keamanan yang terjadi di Oksibil.
” Kita berdoa untuk segera pemulihan situasi di kabupaten Pengunungan Bintang,” katanya.
Tulus mengatakan dalam situasi seperti yang terjadi di Oksibil saat ini memang kita harus berpikir dan bertindak untuk penyelaman diri sehingga harus meninggalkan tempat tinggal di Oksibil.
Pada kesempatan itu, Bintoni Siagian selaku ketua Kerukunan Masyarakat Batak di Oksibil menjelas jumlah warga yang ingin turun dari Oksibil sekitar 70 KK, namun sulitnya transportasi Oksibil – Jayapura baru sekitat 20 KK yang sudah berada di Sentani Jayapura.
Pihaknya juga telah berkominikasi dengan aparat kemanan di Oksibil terkait dengan kemanan warga.
” Saya sudah berkomunikasi dengan Kapolres dan Pabung di Oksibil terkait dengan warga kita yang masih berada di Oksibil,” ujarnya.
Mereka berharap situasi kemanan di Oksibil segera pulih, sehingga mereka bisa kembali ke Oksibil untuk bekerja, karena warga yang mengungsi adalah pegawai di Pemda kabupaten Pengunungan Bintang.
Apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat pengungsi.
Masyarakat ketakutan saat terjadi baku tembak antara KKB dengan aparat keamanan setempat, dimana kejadi baku tembak berada di komplek perumahan Pemda di Jalan Yapi Oksibil, sehingga masyarakat merasa ketakutan dan trauma mendengar suara letusan senjata.
” KKB sudah masuk di kota dan saat terjadi baku tembak persis di belakang rumah kita,” ujar Simatupang.
Akibat kondisi itu, kata Simatupang rasa ketakutan dan kekhawtiran warga sehingga ingin meninggalkan Oksibil. Namun transpotasi yang sangat terbatas membuat warga harus antri menungga penerbangan di bandara. Tutupnya (Gian & Red)