Portal Berita Terkini Seputar Papua dan Nasional. Berita terbaru seputar Berita Nasional, Pemerintah Daerah, Dewan, Olahraga, Politik, Hukum dll
RedaksiIndeks
banner 728x250
1 / 3
2 / 3
3/ 3

Puluhan Pedagang korban kebakaran  Pasar Baru Sentani  menolak pembagian kios dengan sistem lotre dari Disperindag

Puluhan pedagang di Pasar Baru Sentani di Kabupaten Jayapura saat menyampaikan aspirasinyan, menolak adanya sistem lotre untuk mendapat kios dan lapak yang sementara dalam pembangunan.
banner 120x600
banner 468x60

Sentani, jelajahpapua.com – Puluhan Pedagang di Pasar Baru Sentani Kabupaten Jayapura menyampaikan aspirasi mereka tentang penolakan ini disampaikan puluhan para pedagang di Pasar Baru Sentani, Kamis (2/2/2023), dimana  pedagang ini merasa kecewa dengan  langkah Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura.

Koordinator pedagang cakar bongkar (cabo) Wa Alina, mengatakan sebagai pedagang, ia selama ini bersama dengan BPBD Kabupaten Jayapura bekerja membangun infrstruktur bangunan pasar yang baru.

banner 325x300

“Tiba-tiba Disperindag datang dan atur pembagian lapak serta kios melalui sistem lotre, ini hal yang tidak benar dan sangat merugikan bagi kami,” ujar Wa Alina.

Kalau sistem lotre diberlakukan, katanya, nanti banyak sekali pedagang yang tidak kebagian kios dan lapak, dan jika mendapat jatah ujung-ujungnya di bagian paling belakang.

Sementara para pedagang menginginkan agar pada bangunan yang baru ini, pemerintah tetap mengembalikan pedagang ke tempat semula. Dikatakan, data-data pedagang korban kebakaran yang dikeluarkan Diserindag, sudah banyak mengalami perubahan dan tidak sesuai dengan data riil di lapangan.

“Sehari setelah kebakaran pemerintah  membuka tenda-tenda pendaftaran di kawasan terminal, kami semua sebagai korban datang mendaftar. Ternyata ada banyak perubahan nama dalam daftar yang dikeluarkan. Sepertinya ini daftar nama yang dicatat sejak 10 tahun lalu,” jelasnya.

Menurutnya, data pedagang yang aktif dan menjadi korban sebanyak 428, sementara bangunan kios yang dibangun dengan ukuran 3×3 meter baru mencapai 245 kios, dan masih 175 kios yang harus dibangun.

Dirinya berharap, pemerintah daerah melalui BPBD yang telah melaksanakan proses pembangunan dapat merealisasikan seluruh kios dan lapak, bagi pedagang yang menjadi korban amukan sijago merah pada 6 Januari lalu.

“Pedagang juga mengeluh dan marah atas data atau nama-nama yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Karena ada banyak nama pedagang yang tidak terakomodir, padahal proses pendaftaran sudah kami lakukan sejak awal,” ketusnya.

Di tempat yang sama, Hayun sebagai Koordinator Pedagang Pakaian menjelaskan bahwa pada proses pembangunan bangunan baru yang dikerjakan oleh BPBD Kabupaten Jayapura sejak awal, para pedagang juga ikut kerja secara sukarela. Karena tenaga kerja yang dipekerjakan oleh BPBD sangat  sedikit, sementara pedagang membutuhkan waktu yang cepat agar bisa kembali berjualan.

“Setelah bekerja kurang lebih tiga minggu ini, data nama-nama pedagang diturunkan oleh Disperindag. Ternyata banyak nama pedagang korban kebakaran yang tidak terdata, sebagai pedagang yang turut bekerja dalam proses pembangunan bangunan ini, kami mohon pemerintah dapat memperhatikan upaya dan usaha yang sudah kami ikut lakukan hingga berdirinya bangunan baru ini,” harapnya.(Redaksi)

banner 325x300