Kabupaten Jayapura, jelajahpapua.com – Menindaklanjuti permintaan dari Negara Jepang yang berkeinginan membawa pulang tulang-belulang eks tentara Jepang yang gugur saat perang dunia ke II di Papua. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah melakukan audiens dengan Embassy Of Japan Indonesia terkait Repatriasi Kerangka Orang Jepang yang gugur dalam perang.
Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo saat di tanya terkait pertemuan yang berlangsung di kediaman Bupati membahas berdasarkan sejarah tulang belulang dan peralatan perang tentara Jepang pada Perang Dunia II masih yang masih disimpan oleh masyarakat di Kampung Kuase, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, kata Pj Triwarno, Senin 05/08/2024.
“Jadi salah satu peninggalan bersejarah di kampung itu adalah Tugu Jepang yang dibangun untuk memperingati ribuan tentara Jepang yang tewas pada waktu itu,” ujarnya.
Dari cerita masyarakat setempat banyak orang Jepang juga yang datang berkunjung dan membawa pulang tulang belulang dari leluhurnya yang gugur pada Perang Dunia ke II tersebut.
“Banyak tulang belulang yang dikumpul, peralatan perang mereka juga kita kumpul. Bahkan mereka punya alat untuk langsung memeriksa dari tulang dengan orang yang meninggal untuk memeriksa kenangan dan leluhur,” terangnya.
Pengangkatan tulang belulang yang akan dilakukan oleh tim delegasi dari Jepang dan juga Indonesia merupakan implementasi dari kedua Negara (Indonesia dengan Jepang). Dimana Indonesia sendiri dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan juga Pemerintah Daerah baik itu dari tingkat Provinsi, Kabupaten/ Kota.
“Dari pertemuan yang sudah terlaksana antara Pemerintah Daerah dengan tim Delegasi Jepang. Prinsipnya kita menghargai semua upaya yang sudah dan akan dilakukan tim Delegasi Jepang,” jelasnya.
Pj Bupati Triwarno juga meminta kepada tim Delegasi Jepang untuk memahami situasi dan kondisi di Papua khususnya untuk Kabupaten Jayapura.
Harus menghargai adat istiadat (Budaya) masyarakat setempat di setiap wilayah dimana tulang belulang berada yang akan diangkat dan di bawa untuk melakukan pemeriksaan di Laboraturium.
Hal ini menjadi perhatian magi tim delegasi Jepang agar setiap tahapan yang sedang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Sebab dari cerita masyarakat bukan hanya tulang belulang yang di kumpulkan dari Nimboran, tetapi juga dari Kabupaten Sarmi dan Biak.
Situs bersejarah itu harus dijaga, sebab tugu Jepang tersebut merupakan salah satu rentetan peristiwa yang terjadi pada Perang Dunia II, selain di Biak, Sarmi, dan Jayapura salah satunya di Nimboran.
Apapun hasilnya, Pemerintah Daerah pasti mendukung mana yang terbaik, baik itu dari Indonesia dan juga dari tim delegasi Jepang,” pungkasnya. (Imel)