Kabupaten Jayapura, jelajahpapua.com – Politisi Korneles Yanuaring mempertanyakan kinerja Badan Pengawas (Bawas) Perusda Baniyau yang baru. Sejak dilantik pada 5 Juni 2023 sampai saat ini tidak ada perubahan di Perusda Baniyau
Menurutnya, sebagai Ketua Bawas, Nelson Ondi tidak menunjukkan kerja apapun, terlebih dia sebagai Ketua Bawas Perusda Baniyau.
“Setelah dilantik, sempat saya baca di beberapa Media, bahwa mereka tidak akan menerima gaji apabila belum mampu memberikan PAD bagi daerah. Lalu melakukan sidak terhadap aset- aset yang selama ini di kelola Perusda.
Dari pemeriksaan yang dilakukan ada temuan bahkan ada pencatutan namanya.
Bahkan sudah melakukan pertemuan antara Bawas dan Pimpinan Direksi yang lama, tapi mana, satupun tidak ada yang Bawas tunjukkan, hal itu di tegaskan Korneles Yanuaring saat di wawancara di Sentani, Jumat (22/09/2023) malam.
Korneles Yanuaring juga mempertanyakan kinerja dari Badan Pengawasan (Bawas) Perusda Baniyau. Jangan Bawas ini sama saja. Bahkan saya mau tantang bawas apa yang bisa mereka kerjakan untuk Pemda. jangan tau makan gaji buta saja, Tapi tidak tahu kewajiban sebagai Bawas.
Korneles menduga, bahwa Bawas Perusda Baniyau ini telah masuk angin, sehingga tidak nampak hasil kerjanya, atau ada kepentingan tertentu, sehingga Bawas diam.
“Jangan sampai Bawas ini sudah kerjasama dengan jajaran direksi Perusda juga, yang awalnya semangat untuk Perusda, ternyata tidak bisa melakukan tugas dan tanggung jawabnya, itukan sama saja bohong, tegasnya.
Tidak hanya itu Korneles menantang Ketua Bawas Perusda Baniyau untuk menunjukkan taringnya. Terlebih menangani persoalan 11 atlet berprestasi asal kabupaten jayapura yang sudah menerima kunci, tetapi sampai detik ini tidak mendapat surat sertifikat rumah. Padahal itu jelas ada di Perusda Baniyau,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Bawas Perusda, Nelson Ondi saat di konfirmasi mengatakan, pihaknya sudah pernah bertemu dengan para atlet.
Saat itu pihaknya sudah mencoba untuk memediasi para atlet untuk bertemu dengan Pimpinan dan juga jajaran Direksi Perusda Baniyau.
Hanya saja, upaya mediasi yang coba dilakukan Bawas ini tidak pernah di gubris oleh Pimpinan dan jajaran Direksi Perusda Baniyau hingga masa kepengurusan mereka berakhir.
“Ini menarik, dimana para atltet mengatakan bahwa mereka tidak pernah tau soal harga rumah.
Mereka tau dikasih rumah gratis. Ketika kami mengundang para atlet ini, kami menemukan bahwa rumah ini dibeli dengan harga per unitnya sebesar 245 juta rupiah. Akan tetapi, dari kajian BPKP Provinsi Papua bahwa harga rumah itu sebesar 205 juta rupiah, sehingga ada potensi kelebihan membayar. Hal ini akan kami tindaklanjuti, bahwa kami ada kerja,”tegasnya. (Imel)