Kabupaten Jayapura, jelajahpapua.com –Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melalukan pertemuan dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dari 12 kampung wisata yang ada di Provinsi Papua.
Pertemuan dan pameran usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini berlangsung di Aula Kantor Bupati Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (05/07/2023) diaula kantor Bupati Jayapura.
Pokdarwis 12 kampung wisata ini berasal dari tiga kabupaten dan kota, yakni dua kampung dari Kabupaten Keerom, dua kampung dari Kota Jayapura dan delapan kampung dari Kabupaten Jayapura.
Menteri Sandi mengatakan, ada beberapa kampung yang sudah didatangi langsung oleh dirinya, salah satunya Kampung Yoboi yang berada di Distrik Sentani.
Kampung Yoboi, salah satu kampung wisata yang memiliki produk-produk sangat luar biasa, mulai dari kuliner, pernak-pernik dan lain sebagainya,” katanya di sela-sela bertemu dengan para kepala kampung dan Kelompok Sadar Wisata dari 12 kampung wisata di Kantor Bupati Jayapura, jelasnya.
Kata Sandiaga Uno kegiatan wisata di kampung-kampung memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat serta membuka lapangan pekerjaan.
“Sehingga saya harap bisa berkelanjutan. Hal ini saya titip kepada Pak Bupati, para kepala kampung dan Pokdarwis yang ada di 12 kampung wisata ini,” harapnya. Penciptaan 4,4 juta lapangan pekerjaan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo harus terwujud pada tahun 2024, tutupnya.
Sementara itu salah satu pokdarwis kampung sadar wisata Rhepang Muaif Kabupaten Jayapura Elisabet Wouw saat di wawancara, mengatakan sangat senang terhadap perhatian, kepedulian yang di berikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
“Dengan apa yang sudah di sampaikan Bapak Sandiaga Uno membuat kami termotifasi lagi dalam berkembang dan membangun jiwa semangat bagi kami anak anak muda yang ada untuk semangat dan mampu berkarya terlebih dalam pengembangan sadar wisata, Ucapnya.
Dari kampung sadar wisata Rhepang Muaif memajang hasil karya dari masyarakat setempat, seperti Noken, Topi, Tusuk Konde, Sovenir dan Burung Cendrawasih.
Elisabet sendiri sudah mulai menoken dari 2004 sampai sekarang. Sedangkan untuk penjualan dari kerajinan yang mereka sudah buat di jual melalui media sosial, melalui pameran pameran dan juga ada dari permintaan (pesanan).
Elisabet berharap kepada pemerintah, baik itu Pusat dan Daerah untuk bisa bantu kami dalam penjualan.
“Selama ini pemerintah kabupaten sudah membantu kami melalui kampung untuk kerajinan yang kami buat ini dapat terjual,” harapnya.(Imel)
