Kabupaten Jayapura, jelajahpapua.com- Alex Waisimon sebagai Pendiri dan penanggung jawab Isyo Hill’s Bird Watching dan Sekolah Alam Yombe Yawa datum, Lembah Grime disiapkan menjadi destinasi wisata minat khusus.
Dalam kunjungan wisata pulang kampung oleh pemerintah Kabupaten Jayapura di Isyo Hill’s Bird Watching di Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang.
Special Interest Tourism atau sebutan pariwisata minat khusus merupakan jenis pariwisata di mana wisatawan melaksanakan perjalanan untuk belajar dan berupaya mendapat pengalaman baru tentang sesuatu hal di daerah yang dikunjungi.
“Kunjungan pemerintah daerah di tempat ini merupakan bentuk perhatian dan dapat mendukung juga mempengaruhi wisata kedepan.
“Ucapan terimakasih banyak atas perhatian pemerintah dengan tindakan konkret, Pj dan Sekda sudah hadir di Isyo Hills Bird Watching dan ini sangat mempengaruhi teman-teman di Jayapura karena mereka akan berkembang sama dengan dengan kita,” jelasnya.
Di wilayah Distrik Nimbokrang ada delapan jenis burung Cenderawasih, sedangkan di Isyo Hill’s ada enam jenis burung Cenderawasih.
Alex menjelaskan, Isyo Hill’s adalah objek yang paling dekat di Tanah Papua dengan jarak tempuh hanya sekitar 15 menit berbeda dengan objek wisata di wilayah lain.
Untuk mengamati burung Cendrawasih, pihaknya sudah membangun lima pos pengamatan mulai dari Distrik Nimboran, Nimbokrang, dan Demta yang saat ini sedang di jajaki. Sementara, di lokasi Isyo Hill’s Bird Watching ada dua tempat pengamatan.
Tak hanya itu, Bird Watching Isyo Hills dilengkapi dengan penginapan yang cukup baik, bersama tim Alex juga menyiapkan tempat penginapan termasuk makan dan minum.
Untuk wisatawan yang ingin melihat cenderawasih harus menginap di tempat itu karena “burung surga” itu hanya bisa dilihat di pagi hari atau kalau cuaca bagus dilihat sore hari.
Ada 19 hektar kawasan hutan lindung yang di berikan untuk di kelola masyarakat adat.
Ada tujuh pengamatan yang sudah berjalan dengan baik, luas lokasi yang dikasih oleh mantan bupati Mathius, kami baru bentuk di satu wilayah adat seluas lima ribu hektar, nanti ada enam wilayah adat yang sedang di bina untuk bisa seperti di Isyo Hills,” jelasnya.
Alex mulai menata lokasi itu pada 2015 berjalan 1,5 tahun untuk melakukan promosi dan telah beberapa pengharagaan dari dalam dan luar negeri.
Dirinya bersama 15 orang anak didiknya yang merupakan anak-anak yang putus sekolah menerima tamu asing berkisar 400-500 wisatawan per tahunnya. Menurutnya, selain dampak ekonomi, pihaknya secara khusus berfokus pada eko wisata untuk menjaga hutan.
Untuk jenis burung Cendrawasih ada 12 jenis.
“Ada dua jenis yang kita lihat tadi pagi. Mereka jam 05.15 WIT sudah mulai beraktivitas. Sore di jam 14.00 WIT. Ada juga tamu yang pergi lihat Cendrawasih Hitam Perak, itu kita lihat di daerah Kilometer 8, semua sudah terdata dengan baik,” jelasnya.
Kata Alex, adanya Isyo Hill’s sendiri, meberi kebanggaan bagi kita, sebab mengharumkan nama bangsa, nama daerah, apalagi nama suku, itu sudah pasti. Di wilayah yang terdiri dari enam suku itu, pihaknya sudah menyentuh empat suku untuk ikut menjaga alam,” ungkapnya. (Imel)