Kabupaten Jayapura, jelajahpapua.com – Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) Provinsi Papua, menggelar diskusi Publik Akhir Pekan, di The Hele Yo Cafe, Kampung Sereh Tua, Sentani, Sabtu, 17/06/2023).
Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) Provinsi Papua, Yanto Khomlay Eluay saat di wawancara mengatakan, ini sudah tahun keempat dirinya memimpin P5, dan saat ini sedang mendata putra-putri dari tokoh-tokoh Papua pejuang Pepera.
“Ormas ini kami dirikan dan deklarasikan pada tahun 2019 lalu, saat ini juga kami lagi mendata seluruh putra-putri Pepera yaitu generasi kedua dari tokoh-tokoh Papua yang terlibat dalam Pepera di tahun 1969 silam,” ujarnya.
Pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap putra-putri dari tokoh-tokoh pejuang Pepera di enam (6) provinsi maupun kabupaten/kota di Tanah Papua.
Selain itu, kata dia, diskusi publik ini juga membahas tentang rencana melakukan deklarasi pendirian organisasi masyarakat (Ormas) P5 di empat (4) provinsi baru maupun kabupaten/kota.
“Kenapa kami dari P5 melakukan diskusi publik pada hari ini, karena kami ingin melakukan refresh atau penyegaran untuk seluruh anggota ormas P5 ini harus juga terlibat dalam seluruh persoalan di tanah Papua. Itulah bagian dari tanggung jawab moril kita sebagai putra-putri dari orang-orang tua kita yang sudah ikut dalam Pepera dan memutuskan Papua menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata pria yang akrab disapa Yanto Eluay ini.
Dengan melalukan diskusi ini, kita punya tanggung jawab moril untuk memfasilitasi dan juga memediasi seluruh persoalan yang terjadi di tanah Papua. Kalau sampai hari ini ada masyarakat Papua masih teriak dan juga masih mempersoalkan tentang kesejahteraan, keadilan dan termasuk aspek-aspek lain seperti pendidikan maupun kesehatan.
“Itu kami merasa terpanggil sebagai anak-anak atau putra-putri daripada tokoh-tokoh Pepera, untuk menyampaikan kepada pemerintah guna mendapat perhatian agar pemerintah lebih serius memperhatikan masyarakat Papua,” cetus Yanto Eluay yang juga Ondofolo Besar Sentani ini.
Ondo Yanto mengatakan, itulah tujuan daripada Ormas P5 ini dibentuk dan ada beberapa langkah-langkah strategis yang sedang dilakukan dalam rangka menyelesaikan persoalan di Papua. Salah satu yang didiskusikan kali ini, kita juga akan menyampaikan kepada pemerintah pusat dan BP3OKP, yakni badan yang sudah disahkan oleh pemerintah untuk menangani implementasi Otsus jilid II.
<span;>”Yang mana, di ketuai oleh bapak Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Maka itu, kami dari Ormas P5 akan dengan tegas dalam satu surat atau pernyataan resmi kami kepada pemerintah dan juga kepada pak Ma’ruf Amin (Wakil Presiden) selaku ketua tim pengarah BP3OKP. Supaya 20 tahun di jilid II ini, jangan lagi implementasinya sama dengan implementasi Otsus jilid pertama,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya berharap dan juga akan menyampaikan dengan tegas kepada pemerintah dan BP3OKP agar jangan lagi menyalahgunakan itikad baik pemerintah pusat lewat kebijakan Otsus Jilid II ini.
“Dalam pernyataan sikap tersebut, kami akan pertegas agar tidak boleh lagi ada Otsus Jilid III. Karena kami berharap di Otsus jilid II ini yang terakhir dan solusi pernyataan Papua sudah selesai disini. Kalau besok dari Otsus kedua ini berjalan setelah 20 tahun masih banyak rakyat Papua yang juga mempersoalkan dan melihat Otsus kedua ini gagal atau tidak berhasil, kami akan meminta pertanggungjawaban dari BP3OKP,” tegas Ondofolo Kampung Sereh ini.
“Kami beri warning atau peringatan kepada pemerintah, untuk itu kami berharap agar BP3OKP ini betul-betul mengimplementasikan Otsus kedua dan betul-betul bisa menjawab persoalan di Papua. Jangan terulang lagi pengalaman kami di implementasi Otsus jilid pertama,” pungkasnya. (Imel)