Portal Berita Terkini Seputar Papua dan Nasional. Berita terbaru seputar Berita Nasional, Pemerintah Daerah, Dewan, Olahraga, Politik, Hukum dll
RedaksiIndeks
banner 728x250
1 / 3
2 / 3
3/ 3

Festival Colo Sagu Meriahkan Peringatan HUT Bhayangkara Ke-77, Di Sambut Positif

Pembukaan Festival Colo Sagu yang diawali dengan mencelupkan (Colo) Sagu di teh/kopi, di Jalan Bandara Sentani, Senin, 26 Juni 2023.

banner 120x600
banner 468x60

Kabupaten Jayapura,jelajahpapua.com – Dalam rangka rangkaian menyambut HUT Bhayangkara Ke-77, dan melestarikan pangan lokal, serta mendekatkan diri antara Polri dengan seluruh elemen masyarakat, Polres Jayapura menggelar Festival Colo Sagu yang dilaksanakan dari tanggal 26-28 Juni, di Jalan Bandara Sentani, Senin, 26 Juni 2023.
Pelaksanaan Festival Colo Sagu tersebut diikuti oleh 30 pelaku UMKM lokal, mama-mama Papua penjual panganan khas sagu, komunitas, Perhotelan, Restoran, serta beberapa organisasi paguyuban di Kabupaten Jayapura.

Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H., dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf kepada para tamu undangan yang pada hari ini hadir di kegiatan festival Colo Sagu ini. Karena para tamu kita kasih duduk di batang sagu dan bukan duduk di kursi yang lain.
“Jadi mohon maaf, karena temanya tidak mengurangi derajat dan menghilangkan. Tapi, bagaimana pemanfaatan sagu itu semua mempunyai manfaat. Tentunya, itu yang mungkin kita dorong pada kesempatan kali ini untuk bergerak maju,” ucapnya.

banner 325x300

Fredrickus juga menambahkan, kemunculan kita semua melaksanakan kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara yang ke-77 dengan tema, “Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai menuju Indonesia Maju”, yang punya korelasi juga dengan tema kegiatan kita kali ini tentang cerita gotong royong untuk membangun negeri.

“Ada pesan juga yang ingin kita sampaikan. Bahwa, bukan hanya kita sekedar bicara makan sagu saja, tetapi bagaimana kita bicara budidaya pelestarian hutan dan pohon sagu. Harapan kami yang cuma hanya numpang bekerja di tanah ini. Para pemilik tanah serukan kepada kami, mari kita jaga hutan sagu itu. Tanah itu boleh berganti pemilik, tetapi jangan ganti dengan yang lain.

Kata Kapolres, cukup  cycloop saja yang sudah dialihfungsikan, jangan sagu ini yang nanti akan berkurang, sebab pohon sagu menjaga keseimbangan ekosistem alam. Jangan sampai 39 varian sagu yang terbesar di dunia, yang ada di tanah kita ini satu persatu mulai hilang.

“Dalam sambutan Kapolres minta dukungan kepada Pj Bupati, Sekda dan seluruh pelaku dunia perhotelan yang menyajikan menu berbahan sagu. Karena itu penting bagi kita ke depan dan besar harapan kami juga setiap penerbangan-penerbangan antar kota di dalam Papua, menyediakan olahan dari bahan sagu, untuk menjaga eksistensi, menjaga identitas dalam pelestarian sagu, pungkasnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen selaku inisiator Colo Sagu dan juga kepada ketua panitia penyelenggara Festival Colo Sagu.
Colo sagu memberikan kita tanggung jawab, kegiatan pemberdayaan yang sudah dibuat ini. Tetapi, tidak ada kegiatan pemberdayaan dalam rangka pelestarian dusun sagu. Kita  harus memberdayakan masyarakat dalam rangka pelestarian dusun sagu. Karena itu adalah bagian dari penghormatan kita, juga penghargaan kita kepada leluhur yang mewarisi tradisi ini terutama dalam hal pangan lokal,” katanya.

Untuk itu, Bupati Triwarno mengajak kepada seluruh masyarakat untuk membangun pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan. “Kemudian, kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mensinergikan potensi-potensi yang kita punya, sehingga dengan mensinergikan itu kita bisa melestarikan dusun sagu.
Kita  memperkuat ketahanan budaya kita dan warisan. Sehingga dengan adanya perubahan zaman sekarang,  semua bahan makan diperoleh secara mudah dan juga secara instan maupun online. Akan tetapi, saya yakin belum ada jualan makanan secara online dari bahan sagu dan itu menjadi tantangan buat kita semua.

“Sehingga pemasarannya juga mengikuti tren dan dia bisa berkembang, jadi ketahanan pangan atau ketahanan budaya yang pada akhirnya terwujud. Walaupun kita beragam, ada yang makanan pokoknya beras, ada yang makanan pokoknya jagung, juga ada yang makanan pokoknya sagu seperti kita di sini, namun kita semua tetap satu. Karena dengan Pancasila itu adalah keanekaragaman, termasuk keanekaragaman pangan dan itu bukan suatu perbedaan yang membatasi,” bebernya. (Imel)

banner 325x300